Sinopsis dan Review Film Voldemort : The Origins Of the Heir (2018)
VOLDEMORT:
ORIGINS OF THE HEIR (2018)
Setelah franchise Harry
Potter karya J.K Rowling tamat dan dilanjutin sama Fantastic Beasts, banyak para
fan franchise ini bertanya-tanya, gimana sih awal kisahnya Tom Riddle bisa jadi
Penyihir jahat di era nya. Walaupun kisah-kisah Tom Riddle di masa lalu
beberapa diceritain di serial Harry Potter di seri kedua nya The Chamber of
Secret dan juga gak ketinggalan di seri kelimanya The Half Blood Prince, masih
banyak penggemar film ini yang penasaran dan akhirnya membuat teori sendiri
tentang bagaimana Tom Riddle di masa lalu sampai dia berubah nama menjadi
Voldemort. Sekali lagi ane perjelas film
ini emang nyeritain prekuel sebelum serial Harry Potter dimulai and once again
film ini 100% fan made. Jadi gak ada campur tangan J.K Rowling didalamnya.
Diawali sama seseorang
yang lagi buru-buru ngemasin barang-barangnya ke dalam koper, kalo kalian teliti
bakalan ada Helga Hufflepuff’s Cup (Piala Helga Hufflepuff), Salazar
Slytherin’s Locket (Liontin Salazar Slytherin), Tom Riddle’s Diary (Buku Harian
Tom Riddle), dan juga paper berisi pembahasan tentang Horcrux. Siapa yang
buru-buru itu? Ya, Tom Marvolo Riddle (Stefano Rossi). Adegan tiba-tiba berubah
ke seorang wanita yang lagi tempur sihir sama beberapa orang bertopeng.
Belakangan diketahuin dia adalah Grisha McLaggen (Maddalena Orcali – Aurora
Moroni) salah satu temen Tom saat dulu di Hogwarts, and know what? Dia
keturunan dari salah satu pendiri Hogwarts yaitu Godric Griffindor. Trus? Tom?
Ya Salazar Slytherin udah ketawan juga kok di Harry Potter 2. Seiring
berjalannya lempar-lemparan sihir ketawan deh, ternyata Grisha lagi nerobos
masuk ke markas Auror di Uni Soviet. Karna lawannya banyak akhirnya dia
ketangkep dan diinterogasi sama Jenderal Makarov (Alessio Dalla Costa) dia
diinjeksi sama Potion bernama Veritaserum. Potion ini gunanya biar orang
itu jujur pas lagi ditanya-tanyain. Sering disebut juga Serum kebenaran, dan
pernah dipake di Harry Potter And The Goblet of Fire buat buka penyamarannya
Barty Crouch Jr. Nah mulai deh terbongkar kalo Grisha itu Auror dari Inggris
dan nerobos masuk kesitu buat ngambil buku harian Tom Riddle yang dikhawatirkan
udah dijadiin Horcrux sama Tom dan juga buat nyari petunjuk tentang Tom.
Ada hal menarik disini,
karena diceritain juga belom lama pas kejadian itu ternyata Gellert Grindelwald
itu kalah di daerah soviet dan banyak sihir-sihir
gelap yang nyelimutin daerah itu. But, gak usah terlalu panjang ngebahas ini karena kisah Gellert Grindelwald
salah satu penyihir hitam juga yang ironisnya sahabat baiknya Albus Dumbledore
bakalan dijelasin di Fantastic Beasts and Where to Find Them 2 : The Crimes of Grindelwald yang sepenuhnya
kita serahin ke author aslinya. Tapi ada benang merah yang bisa kita tarik
disini. Peristiwa di film ini terjadi ditengah-tengah antara kisahnya Newt
Schmander, protagonis di film Fantastic Beasts dan kisahnya Harry Potter
sendiri.
Oke lanjut, pas diinterogasi diketahuin kalo
Grisha itu auror kelas 2 dari departemen sihir di Inggris. Adegan akan
flashback ke beberapa tahun lalu saat Grisha masih menjadi siswi Hogwarts tahun
kedua sementara Tom siswa Hogwarts tahun ketujuh. Grisha dan Tom punya 2 teman
lain bernama Lazarus Smith (Andrea Bonfanti) keturunan dari Helga Hufflepuff
dan Wiglaf Sigurdsson (Andrea Deanesi) keturunan dari Rowena Revenclaw. Lazarus
dan Grisha sama-sama tahun kedua sementara Tom dan Wiglaf sama-sama tahun
ketujuh. Mereka bertemen buat nemuin pusaka-pusaka berharga dari nenek moyang
mereka. Lazarus nyimpen rasa sama Grisha tapi dia tau kalo Grisha itu lebih
suka sama Tom, tiba-tiba aja Lazarus ngajak duel Tom dan pastilah Tom yang
menang dan sebelom Tom bertindak lebih jauh Wiglaf pun ngelerai mereka berdua. Tapi
justru Wiglaf jadi duel sama Tom.
Satu tahun kemudian, Tom dan Wiglaf lulus dari
Hogwarts. Tom meminta kepada guru Dippet untuk dijadiin pengajar di bidang
pertahanan terhadap sihir hitam tapi permintaan Tom ditolak dan disaranin untuk
nunggu beberapa tahun lagi. Akhirnya dia pun kerja di Borgin & Burkes,
dealer artefak kegelapan yang ada di Knockturn Alley (terkenal dengan tempat
penjualan barang-barang yang nyimpen ilmu hitam dan penyihir-penyihir hitam itu sendiri).
Inget lemari teleportasi yang dibawa Draco Malfoy buat nyelundupin Death Eater
ke dalem Hogwarts di Harry Potter and The Half Blood Prince? Lemari itu didapet
dari Borgin & Burkes lho. Dari sini dilanjutin dengan kaitan antara Tom
dengan kejadian pembunuhan Hepzibah Smith, Bibi nya Lazarus Smith. Satu-satunya
pusaka yang sampe saat ini ditemuin hanya satu yaitu Piala Hufflepuff yang
disimpan sama Hepzibah Smith dan nantinya bakal diwarisin sama Lazarus. Tapi sepulang
sekolah dari Hogwarts saat tahun ajaran selesai, ada penyihir hitam yang ngejar
dan langsung ngebunuh Lazarus. Lazarus pernah nulis surat ke temen-temennya
kalo piala itu aman di tangan bibinya Hepzibah. Tapi tepat setelah
temen-temennya dapet kabar kalo piala itu ada di bibinya, Hepzibah Smith juga
dikabarkan tewas karna diracun oleh peri rumah nya sendiri dan peri rumahnya
pun mengakui perbuatannya.
Banyak yang menduga
kalo penyihir hitam itu adalah Tom Riddle. Jenderal Makarov yang mendengar
ini semakin tertarik dengan perkataan Grisha bukti apa yang dia punya hingga
menuduh bahwa Tom lah penyihir hitam itu. As you know, memang betul bahwa
Tom yang mengambil Piala itu karena emang udah jelas juga di Harry Potter kalo
Piala itu justru dibuat Horcrux sama Tom. Tapi, kisahnya akan berlanjut menjadi
lebih menarik lagi. Bukti apa yang akan diberikan Grisha? Benarkah Hepzibah
dibunuh dengan diracun sama peri rumahnya sendiri?
Ane pribadi awalnya gak
terlalu berharap terlalu banyak sama film fan made gini, tapi setelah nonton
dan ngikutin jalan ceritanya. Wow menarik juga karna teori-teori yang disajikan
di film ini juga dibuat gak terlalu melenceng dari fakta-fakta yang ada di
dalam dunia sihir buatan J.K Rowling itu sendiri dan ditambah bumbu dengan
adanya campur tangan Departemen sihir di Uni Soviet. Mungkin ada juga
Departemen sihir di Indonesia ya? Hehehe. Tapi sayang banget, film ini justru
menggunakan suara dubbing buat para aktor dan aktris nya mengingat film ini
emang country origin nya dari Italia yang justru ngebuat unsur-unsur British
dalam film ini menghilang atau bener-bener gak kerasa British sama sekali. Yah, tapi ya ane maklum juga lah. Kalo pake
suara aslinya mungkin malah jadi aneh karna aksen bahasa Inggris nya
sebagaimana aksen orang Italia ya hehehe. Overall, film ini layak buat ditonton
kalo emang penasaran sama teori-teori para penggemar yang ngejelasin
potongan-potongan cerita yang gak terlalu jelas di film aslinya.
Ok, ane selaku penulis undur diri dan see you on another movie review.
Komentar
Posting Komentar